Senin, 01 Desember 2014
SUPPOSITORIA / SUPOSITORIA
A. Pengertian
Supositoria menurut FI edisi IV adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau urethra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut dalam suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat terapetik yang bersifat lokal atau sistemik.
B. Macam-Macam Suppositoria
Macam-macam Suppositoria berdasarkan tempat penggunaannya :
1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppositoria saja, bentuk peluru digunakan lewat rektal atau anus, beratnya menurut
FI.ed.IV kurang lebih 2 g.
Suppositoria rektal berbentuk torpedo mempunyai keuntungan, yaitu bila bagian yang besar masuk melalui jaringan otot
penutup dubur, maka Suppositoria akan tertarik masuk dengan sendirinya.
2. Vaginal Suppositoria (Ovula), bentuk bola lonjong seperti kerucut, digunakan lewat vagina, berat umumnya 5 g.
Supositoria kempa atau Supositoria sisipan adalah Supositoria vaginal yang dibuat dengan cara mengempa massa serbuk menjadi
bentuk yang sesuai, atau dengan cara pengkapsulan dalam gelatin lunak.
Menurut FI.ed.IV, Suppositoria vaginal dengan bahan dasar yang dapat larut / bercampur dalam air seperti PEG atau gelatin
tergliserinasi berbobot 5 g. Supositoria dengan bahan dasar gelatin tergliserinasi (70 bag. gliserin, 20 bag. gelatin
dan 10 bag. air) harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada suhu dibawah 350 C(
3. Urethral Suppositoria (bacilla, bougies) digunakan lewat urethra, bentuk batang panjang antara 7 cm - 14 cm.
C. Keuntungan Suppositoria
Keuntungan penggunaan obat dalam Suppositoria dibanding peroral, yaitu
1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung.
2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzym pencernaan dan asam lambung.
3. Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah sehingga obat dapat berefek lebih cepat daripada penggunaan obat peroral.
4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.
D. Tujuan Penggunaan Obat Bentuk Suppositoria
1.Suppositoria dipakai untuk pengobatan lokal, baik dalam rektum maupun vagina atau urethra, seperti penyakit haemorroid /
wasir / ambein dan infeksi lainnya.
2.Juga secara rektal digunakan untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap oleh membran mukosa dalam rektum,
3.Apabila penggunaan obat peroral tidak memungkinkan, seperti pasien mudah muntah, tidak sadar.
4.Aksi kerja awal akan diperoleh secara cepat, karena obat diabsorpsi melalui mukosa rektal langsung masuk ke dalam sirkulasi
darah,
5.Agar terhindar dari pengrusakan obat oleh enzym di dalam saluran gastrointestinal dan perubahan obat secara biokimia di
dalam hepar .
Minggu, 09 November 2014
ADEPS SUILLUS
Nama sinonim : Lemak Babi, Lard.
Nama hewan asal : Suc scrofa (L.).
Keluarga : Suidae.
Penggunaan : Bahan dasar salep, emplastrum.
Pemerian : Lemak lunak, likat, warna putih bau lemah, tapi tidak tengik, jika dileburkan menjadi cairan jernih dan kemudian
dibiarkan, tidak terpisah air.
Bagian yang digunakan : Lemak dari rongga perut.
Sediaan : Emplastrum Plimbi Oxydi.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Minggu, 02 November 2014
CETACEUM
Nama Sinonim : Setasium, Spermaceti.
Nama Hewan Asal : Physeter macrocephalus.
Physeter catodon (L.) dan Hyperoodon rostratus (Miller).
Keluarga : Physeteridae.
Zat berkhasiat Utama/isi : Setin (=setin palmitat), setilstearat, setiloleat, setilaurat, setilmiristinat, dan setil alcohol.
Penggunaan : Bahan dasar salep.
Pemerian : Massa hablur bening,licin,warna putih,mutiara,bau dan bau lemah.
Bagian yang digunakan : Malam padat murni yang di peroleh dari minyak lemak yang terdapat pada kepala,dan badan ikan.
Sediaan : Unguentum Leniens (Form. Nas).
Cara memperoleh : Binatang menyusui ini kepalanya besar ,bagian atas kepala berisi cairan yang setelah binatangnya mati,menjadi padat putih seperti bunga karang, merupakan campuran setaseum dan minyak lemak.Dengan perasaan,pencucian dengan soda dan lain sebagai nya diperoleh setaseum murni.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Minggu, 26 Oktober 2014
CERA ALBA
Nama sinonim : Malam Putih,White Bees Wax, Bleaced Bees Wax.
Nama Hewan : Apis mellifera (L) dan spesies lain.
Keluarga : Apidae.
Zat berkhasiat : Mirisin (Mirisilpalmitat), terdapat pula asam serotinat,serasin (campuran paraffin), asam melisinat, seril-alkohol.
Penggunaan : Bahan Dasar Salep.
Pemerian : Zat pada lapisan tipis bening warna putih kekuningan, bau lemah
Bagian yg digunakan: Malam dari sarang yg telah dibersihkan dan yang telah diputihkan
Sediaan : Methylis Salicylatis Unguentum (Form Nas).
Cara Memperoleh : Unguentum Leniens (From Nas).
Malam kuning yang diputihkan.
Dulu diputihkan secara dijemur dalam bentuk pita-pita tipis, sekarang dioksidir dengan hidrogenperosida, kalium permanganate
atau benzoil-peroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Sabtu, 18 Oktober 2014
Jumat, 17 Oktober 2014
ADEPS LANAE
Nama sinonim : Lemak bulu domba, Anhydrous Lanolin, Wool Fat, Lemak bulu
Nama hewan : Ovis aries (L.)
Keluarga : Bovidae
Zat berkhasiat utama/Isi : Ester-ester lemak dengan kolesterol, oksikolesterol, gamma-lanosterol,
lanosterol, dihidrolanosterol dan agnosterol.
Adapun asam lemaknya adalah asam palmitat, asam miristinat, asam lanopalmitat, asam lanoserat, asam serotat
dan asam karnaubat, alkohol-alkohol, setil-alkohol dan karnaubil-alkohol.
Penggunaan : Sebagai dasar salep, sabun, pasta, pil dan serbuk.
Pemerian : Zat serupa lemak, liat, likat warna kuning muda atau kuning pucat,
agak tembus cahaya bau lemah dan khas.
Bagian yang diambil : Lemak yang dimurnikan dari bulu domba.
Sediaan : Chloramphenicoli Unguentum (Form. Nas).
Ichthammoli Unguentum (Form. Nas).
Methylis Salicylatis Unguentum (Form. Nas).
Pembuatan : Tetracyclin Hydrocloridi Unguentum (Form. Nas).
Pada bulu domba terdapat 10-15% lemak yang merupakan selaput luar bulu tersebut. Air sabun bekas pencuci
bulu mengandung lemak tersebut. Pada air cucian ditambah asam sulfat dan magma berlemak yang terpisah diambil,
magma diperas panas-panas untuk memisahkan kotoran-kotoran.
Lemak yang diperoleh dimurnikan lagi, jika masih berisi asam lemak bebas.
Lemak bulu domba dapat pula diperoleh langsung yaitu secara disari dengan pelarut organik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya atau ditempat sejuk.
OLEUM IECORIS ASELLI
OLEUM IECORIS ASELLI
Nama lain : Minyak ikan, oleum morrhuae. Codliver oil.
Nama hewan asal : Gadus callarias
Keluarga : Gadidae
Zat berkhasiat utama / isi : Vitamin A dan D, Gliserida tripalmitat dan tristearat, kolesterol,
gliserida dari asam-asam tidak jenuh, yang disebut asam morrhuat, berupa campuran berbagai asam : asam yakoleat,
asam terapiat, asam aselat, asam gadinat, yodium, basa-basa aselin dan morrhuin. Unsur-unsur : Cl, Br, S, P dan
Fe sebagai senyawa organik.
Persyaratan : Potensi vitamin A tidak kurang dari 600 S. I tiap gram dan potensi
vitamin D tidak kurang dari 80 S. I tiap gram.
Penggunaan : Bahan salep, sumber vitamin A dan D, sumber kalori
Sediaan :
1. Olei Iecoris Emulsum (Form. Nas)
2. Olei Iecoris Unguentum (Form. Nas)
3. Olei Iecoris Unguentum compositum (F. N)
Cara memperoleh : Minyak lemak yang tersimpan baik, dimurnikan dengan
penyaringan pada suhu 0°C.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
OLEUM CARCHARIDIS
OLEUM CARCHARIDIS
Nama lain : Minyak ikan hiu
Nama tanaman asal : Carcharis, Chilocyllium dan Zygaena
Keluarga : -
Zat berkhasiat / isi : Vitamin A
Penggunaan : Sumber kalori dan pengobatan avitaminose A dan D
Pemerian : Minyak cair warna kuning sampai keemas-emasan, bau khas, tidak tengik,
rasa manis.
Cara memperoleh : Minyak lemak yang diperoleh dari hati yang segar atau yang tersimpan baik
dan telah dibebaskan dari lemak padatnya dengan jalan penyaringan pada suhu 5°C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Minggu, 12 Oktober 2014
Pembuatan Nata De Coco
PEMBUATAN NATA DE COCO
Nata de Coco berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim kelapa. Awalnya nata de coco dibuat di Filipina yang merupakan koloni bangsa Spanyol. Nata de coco sendiri adalah sejenis jeli yang terbuat dari air kelapa. Di Indonesia, nata de coco dikonsumsi sebagai bahan campuran beberapa resep minuman seperti es buah dan lainnya. Pembuatan nata de coco menggunakan bahan baku air kelapa yang difermentasi dengan sejenis bakteri.
Bagaimana caranya mengubah air kelapa menjadi nata ? Proses pembuatan nata de coco dibantu oleh sejenis bakteri bernama Acetobacter xylinum. Bakteri gula yang terkandung dalam air kelapa akan difrementasi oleh Acetobacter xylinum menjadi semacam gel atau jelly yang terapung di atas cairan. Gel yang bertekstur kenyal dan berwarna putih ini disebut nata atau sel bakteri atau selulosa.
A. Bahan Baku Produk
Bahan baku pembuatan nata de coco adalah air kelapa kualitas baik.
B. Bahan Pendukung Lainnya
1. Gula pasir 2,5 kg,
2. Asam cuka (asam asetat 25%)/asam cuka dapur 400 mililiter,
3. Urea 25 g,
4. Sirup rasa dan warna disesuaikan kesukaan masyarakat,
5. Kap gelas (ukuran aqua gelas),
6. Alumunium foil satu gulung,
7. Sendok plastik.
C. Peralatan Yang Digunakan
1. Kompor,
2. Panci untuk merebus media/air kelapa,
3. Gelas ukur besar 1 liter dan 250 mililiter,
4. Pengaduk,
5. Pisau pengiris nata,
6. Plastik kemasan 1/2 kg
7. Saringan air kelapa/ayakan tepung
8. Nampan/wadah untuk fermentasi
9. Kain putih/mori untuk penutup 3 m
10. Tali pengikat/karet
11. Ember/baskom perendam/pencuci
12. Timbangan kue
13. Sealing cup ukuran aqua gelas
D. Alur Proses Produksi
Tahap 1 : Persiapan Substrat
Substrat adalah media pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum, bentuk cair yang didalamnya mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum, untuk menghasilkan Nata de Coco.
Botol untuk membuat bibit Nata de Coco disterilkan
Air kelapa yang sudah direbus di masukkan ke dalam botol yang selanjutnya berfungsi sebagai bibit
Tahap 2 : Cara Penyiapan
Cara penyiapan substrat untuk pembuatan Nata de Coco dengan bahan baku air kelapa ádalah sebagai berikut:
a. Air kelapa yang diperoleh dari pasar disaring dengan menggunakan kain saring bersih. Ke dalam air kelapa ditambahkan sukrosa (gula pasir) sebanyak 10% (b/v). Gula ditambahkan sambil dipanaskan, diaduk hingga homogen. Urea (sebanyak 5 gram urea untuk setiap 1 liter air kelapa bergula yang disiapkan) ditambahkan dan diaduk sambil didihkan.
b. Substrat ini didinginkan, kemudian ditambah asam acetat glacial (asam cuka ) sebanyak 2% atau asam cuka dapur 25% (16 ml asam asetat untuk setiap 1 liter air kelapa).
c. Substrat disterilkan dengan cara dimasukkan dalam outoclave pada suhu 121 C, tekanan 2 atm, selama 15 menit (atau didihkan selama 15 menit).
Tahap 3 : Penyiapan Starter
Starter adalah bibit Acetobacter xylinum yang telah ditumbuhkan dalam substrat pertumbuhan kultur tersebut sehingga populasi bakteri Acetobacter xylinum mencapai karapatan optimal untuk proses pembuatan nata, yaitu 1 x 109 sel/ml. Biasanya kerapatan ini akan dicapai pada pertumbuhan kultur tersebut dalam susbtrat selama 48 jam (2 hari).
Cara penyiapan starter adalah sebagai berikut:
1. Substrat disterilkan dengan outoclave atau dengan cara didihkan selama 15 menit. Setelah dingin kira-kira susu 40 C, sebanyak 300 ml dimasukkan ke dalam botol steril volume 500 ml.
2. Substrat dalam botol steril diinokulasi (ditanami bibit bakteri Acetobacter xylinum) sebanyak 2 ose (kira-kira 2 pentol korek api), bibit Acetobacter xylinum. Substrat digojog, sebaiknya menggunakan shaker dengan kecepatan 140 rpm (secara manual digojog setiap 2-4 jam).
3. Starter ditumbuhkan selama 2 hari, pada suhu kamar.
Botol berisi bibit Nata de Coco
Tahap 4 : Fermentasi
Fermentasi adalah suatu proses pengubahan senyawa yang terkandung di dalam substrat oleh mikroba (kulture) misalkan senyawa gula menjadi bentuk lain (misalkan selulosa / Nata de Coco), baik merupakan proses pemecahan maupun proses pembentukan dalam situasi aerob maupun anaerob. Jadi proses fermentasi bisa terjadi proses katabolisme maupun proses anabolisme.
Fermentasi substrat air kelapa yang telah dipersiapkan sebelumnya prosesnya sebagai berikut :
1. Substrat air kelapa disterilkan dengan menggunakan outoclave atau dengan cara didihkan selama 15 menit. Substrat didinginkan hingga suhu 40 C.
2. Substrat dimasukkan pada nampan atau baskom steril dengan permukaan yang lebar, dengan kedalaman substrat kira-kira 5 cm.
3. Substrat diinokulasi dengan menggunakan starter atau bibit sebanyak 10 % (v/v). Substrat kemudian diaduk rata, ditutup dengan menggunakan kain kasa. Nampan diinkubasi atau diperam dengan cara diletakan pada tempat yang bersih, terhindar dari debu, ditutup dengan menggunakan kain bersih untuk menghindari terjadinya kontaminasi.
4. Inkubasi dilakukan selama 10 – 15 hari, pada suhu kamar.
5. Pada tahap fermentasi ini tidak boleh digojok. Pada umur 10-15 hari nata dapat dipanen.
Nampan diisi air kelapa yang telah dimasak, kemudian dicampurkan bibit dari botol (setiap botol untuk 5 nampan)
Tahap 5 : Proses Pengolahan Nata de Coco
Nata de Coco yang dipanen pada umur 10-15 hari, dalam bentuk lembaran dengan ketebalan 1 - 1,5 cm. Nata de Coco dicuci dengan menggunakan air bersih, diiris dalam betuk kubus, dicuci dengan menggunakan air bersih. Agar rasa asam Nata de Coco hilang perlu direbus hingga selama 10 menit. Hingga tahap ini telah dihasilkan Nata de Coco rasa tawar.
Setelah lembaran nata de Coco mengeras, dikeluarkan dari nampan (lembaran ini sudah dapat dijual). Nata de Coco direndam dalam air bersih selama 2-3 hari.
Kemudian diperas dengan alat pemeras lembaran Nata de Coco dan direbus secara berulang, sampai hilang rasa asam dan menjadi tawar.
Lembaran Nata de Coco dipotong dengan alat pemotong (sesuai ukuran yang diinginkan), dapat dipotong secara manual atau dengan alat diatas.
Setelah dipotong sesuai selera, kembali direbus selama 6-9 jam dengan campuran gula atau essence sesuai ukuran kemanisannya.
Kenikmatan Nata de Coco ditentukan oleh cita rasa dan tekstur.
Untuk menghasilkan Nata de Coco siap konsumsi yang memiliki rasa manis dengan flavour tertentu perlu dilakukan proses lanjut, yaitu:
1. Nata de Coco direbus dalam air bergula. Penyiapan air bergula dengan cara menambahkan gula pasir sebanyak 500 gr ke dalam 5 liter air ditambahkan vanili atau flavour agent lain untuk menghasilkan flavour yang diinginkan.
2. Potongan Nata de Coco bentuk dadu dimasukkan kedalam air bergula selanjutnya direbus hingga mendidih selama 15 menit.
3. Nata de Coco didingankan dan siap untuk dikonsumsi.
Tahap 6 : Pengemasan
Kemasan merupakan aspek penting dalam rangka menghasilkan produk Nata de Coco untuk keperluan komersial. Dengan demikian proses pengemasan perlu dilakukan secara teliti dan detai prosesnya sehingga menghasilkan nilai tambah yang optimal dari manfaat dan tujuan pengemamasan tersebut.
Kemasan terhadap produk Nata de Coco memiliki tujuan, sebagai berikut :
1. Mengawetkan produk agar bertahan lama tidah rusak.
2. Memberikan sentuhan nilai estetika terhadap produk sehingga memiliki daya tarik yang lebih tinggi.
3. Meningkatkan nilai tambah secara ekonomi terhadap produk.
4. Memudahkan proses penyimpanan dan distribusi produk.
Pengemasan dapat dilakukan dengan kemasan yang sederhana dengan menggunakan kantung plastik kemasan dengan usuran bervariasi ½ kg, 1 kg dan seterusnya sesuai dengan keperluan pasar bila pengemasan bertujuan untuk komersial.
Kemasan dapat pula dilakukan dengan menggunakan kemasan cup plastik, ukuran aqua cup atau yang lebih besar. Ragam bentuk dan ukuran sangat ditentukan oleh kebutuhan pasar.
Untuk menghasilkan kemasan yang baik dengan mempertimbangkan keawetan produk yang dihasilkan perlu diperhatikan, yaitu : Kemasan harus bersih atau steril. Isi kemasan diusahakan penuh agar tidak ada udara tersisa dalam kemasan sehingga mikroba kontaminan tidak tumbuh.
Proses pengemasan produk Nata de Coco dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Nata de Coco yang telah direbus dengan penambahan gula dan flavouring agent tertentu didinginkan hingga suhu 40 C (suma-suam kuku).
2. Produk tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam kemasan plastik atau cup secara aseptik untuk menghindari contaminan.
3. Pengisian produk kedalam kemasan harus penuh agar tidak tersisa udara dalam kemasan sehingga mikroba kontaminan tidak bisa tumbuh.
4. Kemasan selanjutnya ditutup dengan menggunakan sealer.
5. Setelah pengemasan selesai produk dimasukkan dalam air dingin hingga produk menjadi dingan dan segera ditiriskan.
Selanjutnya produk yang telah dikemas dan didistribusikan atau disimpan dalam penyimpan berpendingin agar tetap segar dan lebih awet.
Minggu, 05 Oktober 2014
Manfaat Sambiloto
SAMBILOTO
Sambiloto (Andrographis paniculata), adalah sejenis tanaman herba dari famili Acanthaceae, yang berasal dari India dan Sri Lanka. Sambiloto juga dapat dijumpai di daerah lainnya, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, serta beberapa tempat di benua Amerika. Genus Andrographis memiliki 28 spesies herba, namun hanya sedikit yang berkhasiat medis, salah satunya adalah Andrographis paniculata (sambiloto). Daun sambiloto banyak mengandung senyawa Andrographolide, yang merupakan senyawa lakton diterpenoid bisiklik. Senyawa kimia yang rasanya pahit ini pertama kali diisolasi oleh Gorter pada tahun 1911.
Andrographolide memiliki sifat melindungi hati (hepatoprotektif), dan terbukti mampu melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol. Khasiat ini berkaitan erat dengan aktifitas enzim-enzim metabolik tertentu. Sambiloto telah lama dikenal memiliki khasiat medis. Ayurveda adalah salah satu sistem pengobatan India kuno yang mencantumkan sambiloto sebagai herba medis, dimana sambiloto disebut dengan nama Kalmegh pada Ayurveda. Selain berkhasiat melindungi hati, sambiloto juga dapat menekan pertumbuhan sel kanker. Hal ini disebabkan karena senyawa aktifnya, yakni Andrographolide, menurunkan ekspresi enzim CDK4 (cyclin dependent kinase 4).
Manfaat Kunyit
KUNYIT
Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu : sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.
Sabtu, 20 September 2014
Tugas dan Fungsi Apotek dan Puskesmas
Tugas dan Fungsi
1.
Apotek
Berdasarkan
PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah :
a.
Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
b.
Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
c.
Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi
sediaan farmasi antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan
kosmetika.
d.
Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (Anonim, 2010).
Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1980 pasal 2, apotek sebagai sarana
pelayanan kesehataan memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :
a.
Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan.
b.
Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan
bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.
c.
Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus
menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
2. Puskesmas
a.
Tugas
Puskesmas :
1)
Menyediakan data, informasi mutasi obat,
perbekalan kesehatan, dan kasus penyakit dengan baik dan akurat.
2)
Setiap akhir bulan menyampaikan
laporan pemakaian obat dan perbekalan
kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
3)
Bersama tim Perencana Obat Terpadu
membahas rencana kebutuhan puskesmas.
4)
Mengajukan permintaan obat dan
perbekalan kesehatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan jadwal
yang sudah ditentukan.
5)
Melaporkan dan mengirim kembali semua
jenis obat rusak atau kadaluarsa kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
6)
Melaporkan kejadian obat dan perbekalan
kesehatan yang hilang kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b.
Fungsi Puskesmas :
1)
Pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan pusat pemberdayaan, mengupayakan program-program pembangunan yang
berwawasan kesehatan yaitu :
a)
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan
dunia usaha di wilayah kerjanya.
b)
Aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
c)
Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
d)
Pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat.
2)
Masyarakat dan keluarga dalam
pembangunan kesehatan untuk berupaya agar :
a)
Memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.
b)
Berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan.
c)
Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan.
3)
Pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama, yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan yang meliputi :
a)
Pelayanan kesehatan masyarakat (public
goods)
b)
Pelayanan kesehatan perorangan (private
goods)
ANTIHIPETENSI
B. ANTIHIPERTENSI
1.
Pendahuluan
Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor, yaitu :
a.
Curah jantung
Ialah hasil kali denyut jantung dan isi sekuncup jantung.
Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot jantung dan
volume darah yang kembali ke jantung.
b.
Resistensi perifer
Adalah gabungan tekanan otot polos arteri dan viskositas
darah. Resistensi disebabkan oleh berkurangnya elastisitas dinding pembuluh
darah akibat adanya arteriosklerosis yang terjadi karena meningkatnya usia atau
karena pengendapan.
Ada 2 macam tekanan darah, yaitu :
a. Tekanan
darah sistolik : tekanan darah yang terjadi pada saat jantung berkontraksi.
Tekanan ini selalu lebih besar dari tekanan diastolik.
b. Tekanan darah diastolik : tekanan darah
yang terjadi pada saat jantung berelaksasi (mengembang).
Tekanan darah dinyatakan dengan satuan mm/Hg, misalnya
120/80 mm/Hg, artinya tekanan darah sistolik 120 dan tekanan darah diastolik 80
mm/Hg.
Tabel tekanan darah menurut WHO :
Klasifikasi
|
Sistolik (mm/Hg)
|
Diastolik (mm/Hg)
|
Normal
|
< 120
|
< 80
|
Normal tinggi
|
120 – 139
|
80 – 89
|
Hipertensi tingkat I
|
140 – 159
|
90 – 99
|
Hipertensi tingkat II
|
≥ 160
|
≥ 100
|
Dikatakan hipertensi bila ada peningkatan tekanan (lebih
besar dari normal) darah sistolik atau diastolik yang kronis.
Tekanan darah tubuh diatur oleh Sistem
Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS). Hormon renin dihasilkan oleh ginjal. Bila
aliran darah dalam glomeruli berkurang, ginjal akan melepaskan renin. Dalam
plasma renin bergabung dengan protein membentuk Angiotensin I yang oleh enzim
ACE (Angiotensin Converting Enzyme) dirubah menjadi Angiotensin II, yang aktif
dan bersifat vasokontriksi dan menstimulir hormon aldosteron yang mempunyai
efek retensi air dan garam, sehingga volume darah bertambah, mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
Disamping RAAS, tekanan darah juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
a. Volume
denyut jantung : makin besar volume denyut jantung, tekanan darah makin tinggi.
b. Elastisitas/kelenturan
dinding arteri : makin kurang elastis/kaka, tekanan darah makin tinggi.
c. Pelepasan neurohormon (adrenalin dan
noradrenalin) : lepasnya neurohormon dirangsang oleh emosi, gelisah stress,
takut, marah, lelah atau rokok. Neurohormon bersifat vasokonstriksi perifer
sehingga tekanan darah naik.
Tekanan darah tinggi bukanlah penyakit, tapi hanya
kelainan atau gejala yang disebabkan oleh penyakit ginjal, pencuitan aorta atau
tumor pada anak ginjal (menyebabkan produksi hormon berlebihan), yang mempunyai
efek adanya gangguan pada sistem regulasi tekanan darah. Hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya disebut hipertensi essensial.
Hipertensi mengakibatkan resiko besar seperti
kerusakan jantung (infark jantung), pembuluh darah (bila pembuluh darah di otak
pecah dapat menyebabkan infark otak sehingga badan menjadi lumpuh separuh),
kerusakan ginjal, selaput mata dan komplikasi lain. Faktor lain yang
menyebabkan hipertensi :
1. Garam, ion
Na+ bersifat retensi air sehingga memperbesar volume darah, juga memperkuat
noradrenalin, dengan demikian memperkuat vasokontriksi.
2. Asam
glisirizat (yang terkandung dalam succus), dapat mempertinggi tekanan darah
pada orang tertentu bila dikonsumsi dalam jumlah besar.
3. Hormon
estrogen dalam pil KB bersifat menahan air dan garam, demikian juga hormon
androgen dan kortikosteroid.
4. Kehamilan, akibat peregangan uterus terlalu
besar oleh janin.
Gejala
hipertensi :
Gejala yang khas tidak ada, penderita kadang-kadang
hanya merasa nyeri kepala pada pagi hari sebelum bangun tidur, tetapi setelah
bangun rasa nyeri akan hilang, gangguan hanya dapat diketahui dari pengukuran
tekanan darah secara teratur.
2.
Macam
– Macam Hipertensi
Berdasarkan etiologi, hipertensi dibagi dua yaitu :
a. Hipertensi
essensial atau hipertensi primer, disebut juga hipertensi idiopatik, yaitu
hipertensi yang tidak jelas penyebabnya. Hipertensi ini merupakan 90% dari
kasus hipertensi. Faktor yang mempengaruhi antara lain usia, jenis kelamin,
merokok, kolesterol, berat badan dan aktifitas renin plasma.
b. Hipertensi
sekunder, prevalensi hipertensi ini hanya 6-8% dari seluruh penderita
hipertensi. Disebabkan oleh penyakit, obat, dll. Yang disebabkan oleh penyakit
ginjal disebut hipertensi renal, sedangkan yang disebabkan oleh penyakit
endokrin disebut hipertensi endokrin. Sedangkan obat-obat yang dapat
menyebabkan hipertensi misalnya hormon kontrasepsi, hormon kortikosteroid, anti
depresan, dll.
3.
Pencegahan
Berhubung gejalan khas tidak ada, sedangkan hipertensi
beresiko besar, maka perlu mengenal lebih awal gangguan ini, yaitu dengan
mengukur tekanan darah secara berkala (minimal sekali dalam satu tahun),
terutama bagi yang sudah berusia 45 tahun ke atas.
Beberapa tindakan umum yang perlu dilakukan oleh pasien
meskipun hanya menderita hipertensi ringan antara lain :
a. Bagi yang
obesitas : menurunkan berat badan, sebab dengan menurunkan berat badan, volume
darah juga akan berkurang. Penurunan berat badan 1 kg akan menurunkan tensi
darah lebih kurang 0,5 / 0,7 mm / Hg.
b. Diet garam :
maksimum 2 gram per hari. Mengurangi konsumsi lemak termasuk daging, sebaliknya
memperbanyak konsumsi makanan nabati.
c. Tidak
merokok, sebab nikotin mempunyai efek vasokonstriksi dan karbondioksida dalam
asap rokok mengganggu pernafasan dan mengikat hemoglobin sehingga penyerapan
oksigen sangat berkurang. Selain itu Ter dalam asap bersifat karsinogen dan
menyebabkan atherosklerosis.
d. Mengurangi
minum kopi, karena kafein dalam kopi dapat menstimulir kontraksi jantung, dan
menciutkan pembuluhan darah secara akut dengan terjadinya gangguan ritme jantung. Kopi tubruk dapat meningkatkan
kolesterol darah akibat kandungan lemak jenuh. Minum lebih dari 5 cangkir dapat
meningkatkan resiko infark 70%.
e. Alkohol,
tiap 10 gram alkohol dapat meningkatkan 0,5 mm / Hg tekanan darah.
f. Istirahat
(relaksasi mental seperti yoga, chi kung) dan tidur cukup.
g. Olahraga
teratur dan cukup bertenaga, dapat merangsang saraf parasimpatis untuk lebih
aktif sedangkan saraf simpatis yang mempunyai efek vasokontriksi kurang aktif.
Misalnya jalan cepat setiap hari selama setengah jam sebanyak tiga kali
seminggu cukup memberikan hasil.
4.
Pengobatan
Prinsip pengobatan hipertensi adalah
menurunkan tekanan darah, bila mungkin sampai pada tekanan normal atau pada tekanan yang tidak mengganggu
fungsi ginjal, otak dan jantung. Ada dua cara pengobatan hipertensi, yaitu terapi
farmakologi dan terapi non farmakologi.
Terapi non farmakologi, adalah terapi
tanpa menggunakan obat-obatan, misalnya dengan menggunakan berat badan, diet
garam dan sebagainya (lihat tindakan umum). Sedangkan Terapi farmakologi, ialah
cara bertahap (stepped care = SC), ada empat tahap, yaitu :
a. Tahap
pertama, dengan satu obat diuretika tiazida atau beta bloker dengan dosis kecil
kemudian dosis dinaikkan.
b. Tahap
kedua, dengan dua obat : diuretika tiazida dan alfa atau beta bloker.
c. Tahap
ketiga, dengan tiga obat : diuretika tiazida dan beta bloker dan vasodilator
(biasanya Hidralazin) atau penghambat ACE.
d. Tahap
keempat, dengan empat obat : diuretika tiazida, beta bloker, vasodilator dan
guanetidin atau penghambat ACE.
5.
Penggolongan
Obat Hipertensi
Tekanan darah ditentukan oleh volume
menit jantung dan daya tahan dinding arteriol, yang dapat dirumuskan sebagai
berikut :
|
Keterangan :
TD =
tekana darah
VM =
volume menit jantung
DTP =
daya tahan perifer
Dari rumus di atas, tekanan darah dapat
diturunkan dengan mengurangi VM atau DTP. Obat-obat hipertensi bekerja atas
dasar prinsip tersebut.
Penurunan VM dilakukan dengan blokade
reseptor beta jantung dan dengan mengecilkan volume darah oleh diuretika.
Penurunan DTP diatur oleh faktor yang
bekerja melalui susunan saraf sentral maupun perifer. Sedangkan zat-zat
vasodilatasi bekerja langsung terhadap perifer diluar sistem adrenergik.
Menurut zat khasiat farmakologinya, anti hipertensi dibagi 8 :
a. Diuterika,
lebih praktis bila diberikan dalam bentuk long
acting atau dosis tunggal, misalnya klortalidon, HCT.
b. Alfa
Bloker : misalnya prasozin dan terazosin.
c. Beta
Bloker : misalnya propranolol.
d. Penekan
SSP, misalnya reserpin, klonidin dan metildopa.
e. Antagonis
kalsium, misalnya nifedipine, verapamil dan diltiazem.
f. ACE
bloker, misalnya kaptopril, cilazapril, ramipril dan enalapril.
g. Zat-zat
vasodilator, misalnya hidralazin, minoksidil dan dihidralazin.
h. Antagonis
Angiotensin II, misalnya losartan K dan irbesartan.
6.
Penggunaan
Kebanyakan obat hipertensi bekerja
lambat, efeknya baru terlihat setelah beberapa hari, sedangkan efek maksimal
setelah beberapa minggu. Obat-obat dengan plasma t ½ antara 2-5 jam efek
hipotensinya dapat bertahan sampai 20 jam, misalnya reserpin, metildopa,
hidralazin, propranolol dan metoprolol. Kombinasi antara obat-obat
tersebut menghasilkan potensiasi, dengan
demikian dosis dapat diturunkan dan efek samping lebih ringan. Obat-obat dengan
titik kerja sama (termasuk dalam satu kelompok) jika dikolbinasikan tidak
menghasilkan potensiasi.
7.
Efek
Samping
Semua obat hipertensi menimbulkan
efek samping seperti hidung tersumbat (karena vasodilator mukosa hidung), mulut
kering, rasa letih dan lesu, gangguan lambung-usus (mual, diare), gangguan
penglihatan dan bradi kardi (terkecuali Hidralazin yang justru menyebabkan
takikardia).
Waktu menelan obat sebaiknya pada pagi
hari setelah makan, sebab tekanan darah paling tinggi pada pagi hari. Dosis
pemberian obat maupun penghentian sebaiknya secara berangsur, untuk menghindari
penurunan dan kenaikan drastis.
8.
Informasi
Obat Dengan Resep Dokter
a. Labetalol
Indikasi : Hipertensi
sedang sampai berat
Mekanisme
kerja : Merupakan derivat Salbutamol
dengan kerja yang cepat
setelah 2-4 jam. Efek menguat dengan
meningkatnya dosis.
Obat ini dapat diberikan pada wanita
hamil.
Sediaan : Oral 100 mg,
200 mg.
b. Klonidina
Indikasi : semua bentuk hipertensi
Mekanisme kerja : merupakan turunan imidazol yang
kerjanya kuat
berdasarkan efek adrenolitik
sentral. Dalam dosis kecil
bersifat vasokontriksi perifer.
Sediaan : injeksi 0,15
mg/ml.
c. Metildopa
Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang
Mekanisme kerja : bekerja kuat pada SSP dengan
stimulasi reseptor pusat
vasomotor, sehingga menekan saraf
adrenergik perifer.
Efek samping : anemia dan leucopenia
Interaksi obat : sering dikombinasi dengan
diuretik.
Sediaan : tablet salut
selaput 250 mg.
d. Hidralizin
Indikasi : Semua tingkatan hipertensi
Mekanisme kerja : Mempunyai efek vasodilatasi
langsung terhadap dinding
arteri.
Efek samping : Gangguan lambung-usus, nyeri kepala dan
Takikardia. Pada
penggunaan dosis tinggi yang lama
berakibat borok kulit
dan habituasi.
Sediaan : Tablet 25 mg.
e. Reserpin
Adalah salah satu alkaloida dari
Rauwolfia serpentina
Indikasi : Hipertensi ringan dan sedang
Mekanisme kerja : Efek supresi yang tidak begitu
kuat terhadap SSP. Plasma t
½ pendek, yaitu ¼ sampai 3 jam,
tetapi efek hipotensi
bertahan sampai 36 jam, sebab dapat
terakumulasi.
Efek samping : Depresi psikis dan hipotensi ortostatik, pada
permulaan
pengobatan timbul gangguan lambung,
lelah, mengantuk
dan hidung tersumbat.
Sediaan : Tablet 0,1 mg.
Langganan:
Postingan (Atom)