B. ANTIHIPERTENSI
1.
Pendahuluan
Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor, yaitu :
a.
Curah jantung
Ialah hasil kali denyut jantung dan isi sekuncup jantung.
Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot jantung dan
volume darah yang kembali ke jantung.
b.
Resistensi perifer
Adalah gabungan tekanan otot polos arteri dan viskositas
darah. Resistensi disebabkan oleh berkurangnya elastisitas dinding pembuluh
darah akibat adanya arteriosklerosis yang terjadi karena meningkatnya usia atau
karena pengendapan.
Ada 2 macam tekanan darah, yaitu :
a. Tekanan
darah sistolik : tekanan darah yang terjadi pada saat jantung berkontraksi.
Tekanan ini selalu lebih besar dari tekanan diastolik.
b. Tekanan darah diastolik : tekanan darah
yang terjadi pada saat jantung berelaksasi (mengembang).
Tekanan darah dinyatakan dengan satuan mm/Hg, misalnya
120/80 mm/Hg, artinya tekanan darah sistolik 120 dan tekanan darah diastolik 80
mm/Hg.
Tabel tekanan darah menurut WHO :
Klasifikasi
|
Sistolik (mm/Hg)
|
Diastolik (mm/Hg)
|
Normal
|
< 120
|
< 80
|
Normal tinggi
|
120 – 139
|
80 – 89
|
Hipertensi tingkat I
|
140 – 159
|
90 – 99
|
Hipertensi tingkat II
|
≥ 160
|
≥ 100
|
Dikatakan hipertensi bila ada peningkatan tekanan (lebih
besar dari normal) darah sistolik atau diastolik yang kronis.
Tekanan darah tubuh diatur oleh Sistem
Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS). Hormon renin dihasilkan oleh ginjal. Bila
aliran darah dalam glomeruli berkurang, ginjal akan melepaskan renin. Dalam
plasma renin bergabung dengan protein membentuk Angiotensin I yang oleh enzim
ACE (Angiotensin Converting Enzyme) dirubah menjadi Angiotensin II, yang aktif
dan bersifat vasokontriksi dan menstimulir hormon aldosteron yang mempunyai
efek retensi air dan garam, sehingga volume darah bertambah, mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
Disamping RAAS, tekanan darah juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
a. Volume
denyut jantung : makin besar volume denyut jantung, tekanan darah makin tinggi.
b. Elastisitas/kelenturan
dinding arteri : makin kurang elastis/kaka, tekanan darah makin tinggi.
c. Pelepasan neurohormon (adrenalin dan
noradrenalin) : lepasnya neurohormon dirangsang oleh emosi, gelisah stress,
takut, marah, lelah atau rokok. Neurohormon bersifat vasokonstriksi perifer
sehingga tekanan darah naik.
Tekanan darah tinggi bukanlah penyakit, tapi hanya
kelainan atau gejala yang disebabkan oleh penyakit ginjal, pencuitan aorta atau
tumor pada anak ginjal (menyebabkan produksi hormon berlebihan), yang mempunyai
efek adanya gangguan pada sistem regulasi tekanan darah. Hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya disebut hipertensi essensial.
Hipertensi mengakibatkan resiko besar seperti
kerusakan jantung (infark jantung), pembuluh darah (bila pembuluh darah di otak
pecah dapat menyebabkan infark otak sehingga badan menjadi lumpuh separuh),
kerusakan ginjal, selaput mata dan komplikasi lain. Faktor lain yang
menyebabkan hipertensi :
1. Garam, ion
Na+ bersifat retensi air sehingga memperbesar volume darah, juga memperkuat
noradrenalin, dengan demikian memperkuat vasokontriksi.
2. Asam
glisirizat (yang terkandung dalam succus), dapat mempertinggi tekanan darah
pada orang tertentu bila dikonsumsi dalam jumlah besar.
3. Hormon
estrogen dalam pil KB bersifat menahan air dan garam, demikian juga hormon
androgen dan kortikosteroid.
4. Kehamilan, akibat peregangan uterus terlalu
besar oleh janin.
Gejala
hipertensi :
Gejala yang khas tidak ada, penderita kadang-kadang
hanya merasa nyeri kepala pada pagi hari sebelum bangun tidur, tetapi setelah
bangun rasa nyeri akan hilang, gangguan hanya dapat diketahui dari pengukuran
tekanan darah secara teratur.
2.
Macam
– Macam Hipertensi
Berdasarkan etiologi, hipertensi dibagi dua yaitu :
a. Hipertensi
essensial atau hipertensi primer, disebut juga hipertensi idiopatik, yaitu
hipertensi yang tidak jelas penyebabnya. Hipertensi ini merupakan 90% dari
kasus hipertensi. Faktor yang mempengaruhi antara lain usia, jenis kelamin,
merokok, kolesterol, berat badan dan aktifitas renin plasma.
b. Hipertensi
sekunder, prevalensi hipertensi ini hanya 6-8% dari seluruh penderita
hipertensi. Disebabkan oleh penyakit, obat, dll. Yang disebabkan oleh penyakit
ginjal disebut hipertensi renal, sedangkan yang disebabkan oleh penyakit
endokrin disebut hipertensi endokrin. Sedangkan obat-obat yang dapat
menyebabkan hipertensi misalnya hormon kontrasepsi, hormon kortikosteroid, anti
depresan, dll.
3.
Pencegahan
Berhubung gejalan khas tidak ada, sedangkan hipertensi
beresiko besar, maka perlu mengenal lebih awal gangguan ini, yaitu dengan
mengukur tekanan darah secara berkala (minimal sekali dalam satu tahun),
terutama bagi yang sudah berusia 45 tahun ke atas.
Beberapa tindakan umum yang perlu dilakukan oleh pasien
meskipun hanya menderita hipertensi ringan antara lain :
a. Bagi yang
obesitas : menurunkan berat badan, sebab dengan menurunkan berat badan, volume
darah juga akan berkurang. Penurunan berat badan 1 kg akan menurunkan tensi
darah lebih kurang 0,5 / 0,7 mm / Hg.
b. Diet garam :
maksimum 2 gram per hari. Mengurangi konsumsi lemak termasuk daging, sebaliknya
memperbanyak konsumsi makanan nabati.
c. Tidak
merokok, sebab nikotin mempunyai efek vasokonstriksi dan karbondioksida dalam
asap rokok mengganggu pernafasan dan mengikat hemoglobin sehingga penyerapan
oksigen sangat berkurang. Selain itu Ter dalam asap bersifat karsinogen dan
menyebabkan atherosklerosis.
d. Mengurangi
minum kopi, karena kafein dalam kopi dapat menstimulir kontraksi jantung, dan
menciutkan pembuluhan darah secara akut dengan terjadinya gangguan ritme jantung. Kopi tubruk dapat meningkatkan
kolesterol darah akibat kandungan lemak jenuh. Minum lebih dari 5 cangkir dapat
meningkatkan resiko infark 70%.
e. Alkohol,
tiap 10 gram alkohol dapat meningkatkan 0,5 mm / Hg tekanan darah.
f. Istirahat
(relaksasi mental seperti yoga, chi kung) dan tidur cukup.
g. Olahraga
teratur dan cukup bertenaga, dapat merangsang saraf parasimpatis untuk lebih
aktif sedangkan saraf simpatis yang mempunyai efek vasokontriksi kurang aktif.
Misalnya jalan cepat setiap hari selama setengah jam sebanyak tiga kali
seminggu cukup memberikan hasil.
4.
Pengobatan
Prinsip pengobatan hipertensi adalah
menurunkan tekanan darah, bila mungkin sampai pada tekanan normal atau pada tekanan yang tidak mengganggu
fungsi ginjal, otak dan jantung. Ada dua cara pengobatan hipertensi, yaitu terapi
farmakologi dan terapi non farmakologi.
Terapi non farmakologi, adalah terapi
tanpa menggunakan obat-obatan, misalnya dengan menggunakan berat badan, diet
garam dan sebagainya (lihat tindakan umum). Sedangkan Terapi farmakologi, ialah
cara bertahap (stepped care = SC), ada empat tahap, yaitu :
a. Tahap
pertama, dengan satu obat diuretika tiazida atau beta bloker dengan dosis kecil
kemudian dosis dinaikkan.
b. Tahap
kedua, dengan dua obat : diuretika tiazida dan alfa atau beta bloker.
c. Tahap
ketiga, dengan tiga obat : diuretika tiazida dan beta bloker dan vasodilator
(biasanya Hidralazin) atau penghambat ACE.
d. Tahap
keempat, dengan empat obat : diuretika tiazida, beta bloker, vasodilator dan
guanetidin atau penghambat ACE.
5.
Penggolongan
Obat Hipertensi
Tekanan darah ditentukan oleh volume
menit jantung dan daya tahan dinding arteriol, yang dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Keterangan :
TD =
tekana darah
VM =
volume menit jantung
DTP =
daya tahan perifer
Dari rumus di atas, tekanan darah dapat
diturunkan dengan mengurangi VM atau DTP. Obat-obat hipertensi bekerja atas
dasar prinsip tersebut.
Penurunan VM dilakukan dengan blokade
reseptor beta jantung dan dengan mengecilkan volume darah oleh diuretika.
Penurunan DTP diatur oleh faktor yang
bekerja melalui susunan saraf sentral maupun perifer. Sedangkan zat-zat
vasodilatasi bekerja langsung terhadap perifer diluar sistem adrenergik.
Menurut zat khasiat farmakologinya, anti hipertensi dibagi 8 :
a. Diuterika,
lebih praktis bila diberikan dalam bentuk long
acting atau dosis tunggal, misalnya klortalidon, HCT.
b. Alfa
Bloker : misalnya prasozin dan terazosin.
c. Beta
Bloker : misalnya propranolol.
d. Penekan
SSP, misalnya reserpin, klonidin dan metildopa.
e. Antagonis
kalsium, misalnya nifedipine, verapamil dan diltiazem.
f. ACE
bloker, misalnya kaptopril, cilazapril, ramipril dan enalapril.
g. Zat-zat
vasodilator, misalnya hidralazin, minoksidil dan dihidralazin.
h. Antagonis
Angiotensin II, misalnya losartan K dan irbesartan.
6.
Penggunaan
Kebanyakan obat hipertensi bekerja
lambat, efeknya baru terlihat setelah beberapa hari, sedangkan efek maksimal
setelah beberapa minggu. Obat-obat dengan plasma t ½ antara 2-5 jam efek
hipotensinya dapat bertahan sampai 20 jam, misalnya reserpin, metildopa,
hidralazin, propranolol dan metoprolol. Kombinasi antara obat-obat
tersebut menghasilkan potensiasi, dengan
demikian dosis dapat diturunkan dan efek samping lebih ringan. Obat-obat dengan
titik kerja sama (termasuk dalam satu kelompok) jika dikolbinasikan tidak
menghasilkan potensiasi.
7.
Efek
Samping
Semua obat hipertensi menimbulkan
efek samping seperti hidung tersumbat (karena vasodilator mukosa hidung), mulut
kering, rasa letih dan lesu, gangguan lambung-usus (mual, diare), gangguan
penglihatan dan bradi kardi (terkecuali Hidralazin yang justru menyebabkan
takikardia).
Waktu menelan obat sebaiknya pada pagi
hari setelah makan, sebab tekanan darah paling tinggi pada pagi hari. Dosis
pemberian obat maupun penghentian sebaiknya secara berangsur, untuk menghindari
penurunan dan kenaikan drastis.
8.
Informasi
Obat Dengan Resep Dokter
a. Labetalol
Indikasi : Hipertensi
sedang sampai berat
Mekanisme
kerja : Merupakan derivat Salbutamol
dengan kerja yang cepat
setelah 2-4 jam. Efek menguat dengan
meningkatnya dosis.
Obat ini dapat diberikan pada wanita
hamil.
Sediaan : Oral 100 mg,
200 mg.
b. Klonidina
Indikasi : semua bentuk hipertensi
Mekanisme kerja : merupakan turunan imidazol yang
kerjanya kuat
berdasarkan efek adrenolitik
sentral. Dalam dosis kecil
bersifat vasokontriksi perifer.
Sediaan : injeksi 0,15
mg/ml.
c. Metildopa
Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang
Mekanisme kerja : bekerja kuat pada SSP dengan
stimulasi reseptor pusat
vasomotor, sehingga menekan saraf
adrenergik perifer.
Efek samping : anemia dan leucopenia
Interaksi obat : sering dikombinasi dengan
diuretik.
Sediaan : tablet salut
selaput 250 mg.
d. Hidralizin
Indikasi : Semua tingkatan hipertensi
Mekanisme kerja : Mempunyai efek vasodilatasi
langsung terhadap dinding
arteri.
Efek samping : Gangguan lambung-usus, nyeri kepala dan
Takikardia. Pada
penggunaan dosis tinggi yang lama
berakibat borok kulit
dan habituasi.
Sediaan : Tablet 25 mg.
e. Reserpin
Adalah salah satu alkaloida dari
Rauwolfia serpentina
Indikasi : Hipertensi ringan dan sedang
Mekanisme kerja : Efek supresi yang tidak begitu
kuat terhadap SSP. Plasma t
½ pendek, yaitu ¼ sampai 3 jam,
tetapi efek hipotensi
bertahan sampai 36 jam, sebab dapat
terakumulasi.
Efek samping : Depresi psikis dan hipotensi ortostatik, pada
permulaan
pengobatan timbul gangguan lambung,
lelah, mengantuk
dan hidung tersumbat.
Sediaan : Tablet 0,1 mg.